JAKARTA, IP – Ketua Umum Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia, Mustofa Hadi Karya yang akrab disapa Opan menyayangkan dugaan pelecehan tugas jurnalistik yang dilakukan Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim terhadap awak media online.
Dikutip dari deliksatu.com, Opan menyebut peristiwan dugaan pelecehan tersebut terjadi pada Jumat (8/3/2024) di aula Masjid Wali Kota Jakarta Utara.
Ali dinilai melecehkan tugas jurnalistik kepada awak media salah satu media online yang membatalkan wawancara dengan dalih harus ada izin dari Sudin Kominfotik ataupun protokol Wali Kota Jakarta Utara. Bahkan awak media tersebut mendapatkan perlakuan buruk dari ajudan Ali Maulana.
“Kami baru mendapatkan aduan tersebut kemarin, hari Minggu malam saya terima aduan itu. Dan memang betul ajudan Wali Kota Jakut itu melakukan pemitingan leher serta ancaman terhadap seorang jurnalis/reporter bersama kameramennya dari media kantorberita.co mereka itu anggota kami di FWJ Indonesia,” ujar Opan dikutip dari deliksatu.com dengan judul berita Persekusi Jurnalis Oleh Ajudan Walikota Jakarta Utara, FWJ Indonesia Gaungkan Aksi Copot Ali Maulana Hakim.
Opan menjabarkan kronologi yang diterimanya, bahwa sebelumnya rekan jurnalis mengkonfirmasi untuk wawancara ke Walikota terkait adanya bentrokan aksi Aliansi Jakarta Menggugat di PT. Pelindo.
“Rekan kami mengkonfirmasi ke Ali Maulana selaku Walikota Jakut terkait sistem Pelabuhan Internasional demi kepentingan kenyamanan, dan keselamatan warga kedepannya,” jelasnya.
Konfirmasi rekan jurnalis melalui pesan WhatsApp disambut baik oleh Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim. Bahkan Ali mempersilahkannya wawancara setelah acara di Masjid.
“Rekan kami tidak bersikap melanggar etik jurnalis, dan tidak melanggar adab ketimuran, bahkan mereka menunggu hingga lama sampai acara Wali Kota selesai. Melihat Ali Maulana sedang santai sambil menghabiskan makanannya bersama para tamunya, rekan kami langsung menghampiri untuk meminta waktu wawancara. Disitu Ali Maulana Hakim menyambut ramah dan mengajukan ‘wawancara dimana enaknya?’ Rekan kami menjawab senyaman pak Wali saja mau dimana. Akhirnya mereka setuju dan kameramen memasangkan klip on di kerah baju koko Walikota,” papar Opan.
Namun, Ali Maulana menapik dengan mengatakan ‘apakah kalian sudah konfirmasi ke Kominfo kami dan ke protokol kami?’ Dengan santun rekan kami menjawab, belum. Karena kami langsung konfirmasi ke pak Walikota melalui pesan WhatsApp ke pak Wali untuk meminta waktu wawancara sebelumnya.
“Nah disitulah Ali Maulana menapik untuk tidak mau diwawancarai, dia beralibi rekan kami mengganggu obrolannya dengan seorang Habib di meja makan, padahal rekan kami melihat Ali Maulana sudah selesai makan dan sudah selesai ngobrol dengan habib,” terang Opan.
Dalam kondisi seperti itu, Opan menilai tak seharusnya seorang Pejabat Publik bersikap seperti itu. Jika dia memang masih ada obrolan dengan tamu dan habib di meja makan, dia bisa mengatakan ‘sebentar ya bang, nanti saya kesana’. Dan tidak mengiyakan bahkan menerima sodoran klip on siap di wawancara. Bahkan ketika Ali Maulana kembali meninggalkan rekan jurnalis kami, dia terlihat berikan isyarat tubuhnya yang seakan-akan memerintahkan ajudannya untuk melakukan tindakan pengusiran terhadap rekan jurnalis kami.
“Ajudan Walkot Jakut bertubuh tinggi dan kekar langsung menghampiri rekan jurnalis kami, dan memiting leher seorang reporter bernama Aka. Lalu diduga mengancam Aka dan Kameramen. Atas aduan itu, kami langsung konfirmasi ke Walikota Jakut melalui pesan WhatsApp pribadi, namun tidak mendapatkan respon apapun. Bahkan nomor WhatsApp saya di blokir oleh Walikota,” jelas Opan.
Opan meminta agar Ali Maulana Hakim dicopot dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara.(tim)